Tokyo, Jepang — Pelaksanaan pelatihan pada minggu pertama dilakukan di Kota Tokyo untuk mengetahui sistem surveilans penyakit menular secara tingkat nasional dengan mengunjungi NIID (National Institute Infectious Diseases) atau sekarang disebut dengan Japan Institute for Health Security (JIHS) serta mengunjungi beberapa lokasi seperti Laboratorium NIID, Bidang atau Tim support NIID dan Balai Karantina Kesehatan di Bandara Haneda Tokyo. Pelaksanaan pelatihan pada minggu Kedua dilakukan di Prefektur Mie, Kota Tsu untuk mengetahui sistem surveilans penyakit menular secara tingkat daerah dengan mengunjungi Public Health Center (PHC) atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi, Laboratorium serta Rumah Sakit. Prefektur ini memiliki sistem surveilans kesehatan yang berbasis sekolah (Sacchimie) untuk melihat penyakit yang menjadi trend di kelompok anak usia sekolah agar dapat melaksanakan deteksi dan respon secara dini. Pelaksanaan pada minggu ketiga dilakukan di Prefektur Hiroshima dan Kota Tokyo. Kota Hiroshima memiliki Center of Disease Control and Prevention (CDC) sebagai unit mandiri dalam pelaksanaan surveilans penyakit menular yang berada langsung dibawah Dinas Kesehatan Prefektur. CDC Hiroshima lebih berfokus dalam deteksi dini dan penanganan penyakit serta kebencanaan yang terjadi di Kota Hiroshima. Pelatihan kembali dilanjutkan di Tokyo guna pelaksanaan penyampaian action plan dan pembelajaran baik yang dapat di aplikasikan serta diadaptasi guna meningkatkan surveilans deteksi dini penyakit.

Foto Bersama

Pelatihan ini diharapkan dapat membantu pemerintah Indonesia terutama pemerintah daerah terpilih untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan surveilans penyakit di daerah masing - masing dan meningkatkan kapasitas petugas dalam pelaksanaan surveilans deteksi dini dan respon.